Archive | Sharing RSS for this section

Dear Diary…

dear diaryDear Diary,

Hai Di, udah lama Vella ngga nulisin kamu yah, banyak banget yang Vella mau ceritain ke kamu Di. Tadi pagi Vella sama temen-temen ngomongin cowok masing-masing. Di masih inget sama Evan kan? cowoknya Vella? Vella malu banget deh sama dia. Dia soalnya nggak kayak cowok-cowok temen Vella yang lain Di. Sebel deh sama Evan, bayangin deh Di semua minusnya Evan nih yah:

• Minus 10 karena dia nggak punya handphone, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain punya handphone.

• Minus 10 karena dia nggak dibolehin nyetir mobil sama ortunya karena belum 17, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain biar sama-sama SMP udah boleh bawa sendiri!

• Minus 10 karena dia itu rambutnya cuma cepak biasa, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain itu rambutnya gaya abhies.

• Minus 10 buat dia karena dia itu nggak suka ketempat-tempat dugem Di, padahal Vella suka banget ke sana, malu banget nggak sih punya cowok kayak gitu.

• Minus 10 buat dia lagi Di, karena dia nggak punya satu pun jacket XSML, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain sering banget belanja disana, kalau dia sih paling pake bajunya bangsa bangsa jacket yang merek FILA (idih banget nggak sich Di!).

• Minus 10 banget (dan yang ini banget banget-banget) karena dia masih suka bawa makanan dari rumah buat makan siang ke sekolah! Gila yah Di, malu-maluin banget nggak sih!
Read More…

Keberhasilan Setiap Hari

Dua hari yang lalu, Wanto sangat kesal. Sudah dua tahun berturut-turut hasil penjualan timnya selalu melampaui target. Baru bulan lalu dia gagal. Wajar dong. Bulan lalu bisnis sedang sulit. Tapi, bukannya pengertian yang didapatkan. Ternyata atasannya marah-marah.

Masih bagus kalau marah-marahnya di dalam ruangan. Ini marah-marah di ruang terbuka. Di depan semua orang! Di depan semua anak buahnya!. Bahkan di depan karyawan dari divisi lain. Benar-benar bikin malu. Wanto kesal sekali.

Seakan-akan seluruh usahanya selama dua tahun ini sia-sia saja. Seakan-akan atasannya sudah melupakan prestasi kerjanya selama ini.

Apakah beliau sudah lupa ketika selama ini Wanto sering pulang malam, kerja di hari libur, bahkan tidak pernah mengambil jatah cutinya, karena ingin meningkatkan penjualan? Apakah kesungguhan dan kejujurannya dalam bekerja tidak diperhitungkan lagi? Wanto sakit hati. Rasanya ingin mengundurkan diri saja dari pekerjaannya.

Read More…

a Father

Secarik kertas koran terbang dikipas angin dan tersangkut pada tiang listrik. Dari kejauhan bisa aku baca judul besar yang tertulis dengan warna merah pada halaman kertas itu yang mengingatkan saya akan natal yang kini tiba. Malam nanti adalah “Malam Kudus, Malam Damai”. Dan setiap hati pasti mengimpikan agar di malam ini mereka bisa menemukan setitik kesegaran, menemukan secercah kedamaian yang dibawa oleh Allah yang menjelma.

Judul di kertas koran itu tertulis dalam Karakter khusus bahasa Cina; “Selamat Hari Natal: Semoga Harapan Anda Menjadi Kenyataan.” Karena tertarik dengan judul tersebut, saya memungut kertas koran yang sudah tercabik dan kotor itu dan membacanya. Ternyata ini merupakan halaman khusus yang sengaja disiapkan bagi siapa saja agar menuliskan impian dan harapannya. Koran ini seakan berperan sebagai agen yang meneruskan harapan mereka agar kalau boleh bisa didengarkan oleh Santa Klaus atau oleh Allah sendiri. Ada kurang lebih tiga puluh harapan yang dimuat di halaman koran hari ini. Namun saya tertarik dengan harapan yang ditulis oleh seorang gadis kelas tiga SMP:
Read More…

Bangkit dari Kegagalan

facingSiapapun anda yang membaca artikel saya ini pasti pernah mengalami kegagalan. Masih ingatkah anda ketika pertamakali menulis puisi? Untuk menulis puisi mungkin kita memerlukan berlembar-lembar kertas karena kita merasa gagal dengan tulisan-tulisan pertama, kedua dan berikutnya. Mungkin anda pernah gagal dalam pacaran, pernah kalah dalam suatu pertandingan, pernah gagal memanfaatkan kesempatan yang sudah di depan mata atau kegagalan-kegagalan lainnya.
____________________
Dalam sequel film Rambo yang dimulai dari First Blood (1982) dan First Blood 2 (1985), kita bisa melihat betapa hebatnya tentara Amerika bertempur dalam perang Vietnam. John Rambo (Sylvester Stallone) dalam perang Vietnam ini seolah-olah merupakan “ikon” tentara Amerika sangat digdaya dan selalu memenangkan setiap pertempuran yang dilakoninya. Dalam perang Vitenam sesungguhnya yang terjadi antara tahun 1959 – 1975, terdapat 58,000 tentara Amerika gugur. Mereka berhasil dikalahkan oleh para Viet Cong (tentara sipil untuk mempertahankan Vietnam Selatan). Ahli strategi militer klasik China Sun Tzu (544 – 496 SM), pernah mengatakan bahwa tidak mungkin kita memenangkan dalam setiap medan pertempuran. Tentara Amerika yang sangat digdaya dan mempunyai peralatan canggihpun pun bisa mengalami kekalahan atau kegagalan.

Read More…